Fisika Kuantum, telusuri Ketidakpastian di Balik Keteraturan Hidup
SCIENCE INSIGHTS

Fisika Kuantum, Telusuri Ketidakpastian di Balik Keteraturan Hidup

Menurut kamu, apakah kehidupan ini memang sudah tertata sempurna, atau malah justru penuh ruang ketidakpastian? Fisika kuantum membawa kita melihat realitas dari sudut yang baru dengan konsep ketidakpastian, yang menyatakan bahwa tidak semua hal bisa kita prediksi atau kontrol dengan akurat. Melalui prinsip ketidakpastian dalam fisika kuantum yang dikemukakan oleh Werner Heisenberg, kita melihat bagaimana posisi dan pergerakan partikel tidak bisa diketahui secara bersamaan. Probabilitas, bukan kepastian, menjadi bagian mendasar dari realitas itu sendiri. Penerapan teori kuantum dalam kehidupan nyata ternyata bukan sekadar ilmu, tetapi juga gambaran hidup kita yang penuh kejutan.

Namun, pandangan ini bertolak belakang dengan pendapat Albert Einstein, yang meyakini bahwa keteraturan adalah dasar dari segala fenomena alam. Menurut Einstein, fisika kuantum dan pengaruhnya pada realitas seharusnya menunjukkan keteraturan, bukan hanya probabilitas. Kedua perspektif ini—antara ketidakpastian dan keteraturan—memberi kita cara baru untuk memahami hidup.

Jadi, di mana posisi kita dalam dunia yang tampak paradoks ini? Yuk, simak terus dan temukan bagaimana fisika kuantum mengubah pandangan kita terhadap realitas dan teknologi modern!

Apa Itu Fisika Kuantum?

Fisika kuantum adalah cabang ilmu yang mengeksplorasi dunia pada skala sangat kecil, seperti partikel yang jauh lebih kecil dari atom. Di dunia partikel subatomik, kita tak bisa mengukur posisi dan kecepatan partikel dengan pasti pada saat bersamaan, seperti prinsip ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa semakin tepat kita mengukur posisi partikel, maka semakin kabur informasi kecepatannya, begitu juga sebaliknya.

Einstein sendiri merasa skeptis. Baginya, realitas tidak boleh sekadar soal peluang dan probabilitas, karena “Tuhan tidak bermain dadu” dengan alam semesta. Namun, seiring berkembangnya penerapan teori kuantum dalam kehidupan nyata, mulai dari komputer kuantum hingga teknologi komunikasi, fisika kuantum menunjukkan bahwa ketidakpastian dan probabilitas benar-benar berpengaruh dalam kehidupan kita. Teori ini menghubungkan yang terduga dengan yang tak terduga, mengajak kita memikirkan ulang makna realitas di era modern.

Baca juga: Transformasi Mental: Mengurai Mindset dalam Evolusi Pola Pikir

Ketidakpastian dalam Fisika Kuantum dan Hidup Kita

Bagaimana jika dalam hidup ini, segalanya tidak pernah pasti dan menyimpan kejutan? Prinsip Ketidakpastian dalam fisika kuantum, pertama kali diperkenalkan oleh Werner Heisenberg pada tahun 1927 dan telah menantang gagasan fisika klasik yang percaya bahwa semua hal bisa diprediksi. Bagi Heisenberg, ketidakpastian ini bukan hanya teori, tapi karakter mendasar dari realitas kuantum.

Ketidakpastian ini juga mencerminkan hidup kita. Seperti gelombang yang sulit dipastikan posisinya saat bergerak, hidup penuh dinamika yang tak selalu bisa diprediksi. Setiap pilihan mungkin membawa hasil berbeda, dan terkadang kita tidak memiliki kendali penuh. Fisika kuantum, melalui prinsip ketidakpastiannya, mengajak kita untuk menerima ketidakpastian hidup sebagai bagian dari cara kita memahami realitas—memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan lebih terbuka terhadap berbagai kemungkinan.

Uncertainty - Heisenberg

Uncertainty – Heisenberg.jpg (Sumber: theconversation.com)

Pandangan Albert Einstein: Determinisme dan “Tuhan Tidak Bermain Dadu”

Jika ketidakpastian adalah bagian dari hidup, bagaimana Einstein melihatnya dalam fisika? Meski prinsip ketidakpastian menjadi dasar fisika kuantum, Einstein menolak gagasan tentang alam semesta yang benar-benar acak. Ia lebih percaya pada determinisme, yaitu bahwa setiap peristiwa dalam alam semesta terjadi karena aturan yang pasti dan dapat dijelaskan. Menurutnya, ketidakpastian hanyalah keterbatasan pengetahuan kita saat ini, bukan sifat dasar alam. “Tuhan tidak bermain dadu,” kata Einstein, yang menunjukkan keyakinannya bahwa ada keteraturan di balik semua fenomena.

Bagi Einstein, teori kuantum masih belum lengkap karena hanya menawarkan kemungkinan statistik, bukan deskripsi pasti dari satu peristiwa. Misalnya, probabilitas atom meluruh dalam satu jam hanyalah prediksi untuk sekelompok atom, bukan kepastian untuk satu atom. Ia yakin, ketidakpastian yang kita lihat ini muncul karena ada data yang belum kita pahami, bukan karena alam yang tak teratur.

Pada akhirnya, Einstein berharap sains dapat mengungkap aturan-aturan mendasar yang tersembunyi di balik semua fenomena—termasuk dunia kuantum yang tampak penuh ketidakpastian ini.

God Does Not Play Dice

God Does Not Play Dice.jpg (Sumber: Freepik)

Memahami Hidup di antara Ketidakpastian dan Keteraturan

Kira-kira mungkin gak ya, hidup berdampingan antara ketidakpastian (indeterminasi) dan keteraturan (determinisme)? Dalam fisika kuantum, ketidakpastian adalah bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta, tetapi ini tidak berarti hidup kita sepenuhnya tak teratur. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa ada batasan di dalam apa yang bisa kita ketahui dan prediksi. Sama halnya dalam kehidupan sehari-hari—seringkali, kejutan datang meski kita merasa sudah memahami pola-pola tertentu.

Namun, ketidakpastian ini tidak menghapus adanya keteraturan. Para ilmuwan masih bisa mengukur ketidakpastian tersebut secara teliti, yang justru memperlihatkan keteraturan tersembunyi di dalamnya. Jadi, saat rencana hidup berjalan tak sesuai harapan, mungkin itu hanyalah bagian dari keteraturan yang lebih besar yang belum sepenuhnya kita pahami. Dengan memahami prinsip-prinsip dalam fisika kuantum, kita bisa belajar menerima ketidakpastian dan menjadi lebih bijak dalam menghadapi perubahan yang tak terduga.

Baca juga: Koneksi Kosmik Mengungkap Hubungan Kita dengan Semesta

Fisika Kuantum dan Pengaruhnya pada Teknologi Modern

Anggap aja, ada sebuah teknologi yang bekerja lebih cepat, lebih akurat, dan lebih aman daripada yang pernah kita bayangkan. Hal ini semua menjadi mungkin berkat fisika kuantum, ilmu yang mengungkap keajaiban pada level terkecil di alam semesta. Khususnya prinsip “superposisi” dan “entanglement,” telah memungkinkan perkembangan teknologi revolusioner seperti komputer kuantum, yang jauh melampaui kecepatan komputer konvensional.

Komputer kuantum, yang beroperasi dengan “qubit” (bukan bit konvensional), mampu menangani banyak masalah sekaligus, mempercepat proses seperti analisis data dan algoritma pembelajaran mesin yang kompleks.

Lalu, apa hasilnya? Banyak bidang, dari keuangan hingga kesehatan, kini bisa melakukan pemrosesan data super cepat. Selain itu, teknologi kuantum menjanjikan revolusi dalam keamanan data melalui Quantum Key Distribution (QKD), metode enkripsi yang jauh lebih aman. Artinya, komunikasi kita dapat terlindungi dari ancaman peretasan yang bahkan belum ada saat ini!

Kesimpulan

Melalui fisika kuantum, kita belajar bahwa hidup tidak selalu bisa diprediksi secara pasti, dan itu justru memberi ruang untuk fleksibilitas. Ketidakpastian Heisenberg dan keteraturan Einstein mengajarkan kita untuk menghadapi hidup yang sering kali tak terduga. Menerima bahwa ketidakpastian adalah bagian dari keseimbangan bisa menjadi kunci untuk lebih siap menyambut perubahan.

Jadi, saat hidup terasa penuh kejutan, ingatlah bahwa di balik ketidakpastian selalu ada keteraturan yang menunggu untuk kita temukan.

Referensi

  1. Neliti. Sri Wartini & Viola Tashya Devana. “Teori Kuantum Baru yang Sesuai Sains dan Teknologi dengan Kaidah Ilmu Islam”. Diakses melalui: https://media.neliti.com/media/publications/360594-none-1c6fe7aa.pdf
  2. BIGTHINK. (2023). “The weirdness of Quantum Mechanics Forces Scientists to Confront Philosophy”. Diakses melalui: https://bigthink.com/13-8/quantum-mechanics-philosophy/
  3. Caltech Science Exchange. “What Is the Uncertainty Principle and Why Is It Important?”. Diakses melalui: https://scienceexchange.caltech.edu/topics/quantum-science-explained/uncertainty-principle#:~:text=Formulated%20by%20the%20German%20physicist,about%20its%20speed%20and%20vice
  4. sites.pitt.edu, oleh: John D. Norton. “Einstein on the Completeness of Quantum Theory”. Diakses melalui: https://sites.pitt.edu/~jdnorton/teaching/HPS_0410/chapters/quantum_theory_completeness/index.html
  5. Forbes.com. (2015). “The Certainty Of Uncertainty: Scientists Know Exactly How Well We Don’t Know Things”. Diakses melalui: https://www.forbes.com/sites/chadorzel/2015/10/08/the-certainty-of-uncertainty-scientists-know-exactly-how-well-we-dont-know-things/#:~:text=While%20it’s%20true%20that%20the,the%20ones%20that%20sound%20crazy.
  6. CSIS, oleh: James Andrew Lewis & Georgia Wood (2023). “Quantum Technology: Applications and Implications”. Diakses melalui: https://www.csis.org/analysis/quantum-technology-applications-and-implications#:~:text=This%20will%20make%20quantum%20computing,improved%20threat%20detection%20and%20decisionmaking.

Freelancer • Writer • Blogger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *